Minggu, 06 November 2011

Teknologi Mendatangkan Kesejahteraan

Banyak orang di Indonesia, seperti di banyak negara berkembang, memiliki akses terbatas ke sumber-sumber energi yang ekonomis dan nyaman digunakan. Untuk berbagai alasan, layanan energi yang disediakan oleh pemerintah atau sektor swasta sulit diakses oleh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Kalaupun dapat diakses, masyarakat - terutama kaum miskin - dibebani oleh harga layanan yang mahal, membuat kondisi mereka bahkan semakin rentan secara ekonomi. Meskipun layanan energi berkelanjutan tidak akan mengatasi penyebab utama kemiskinan, ketersediaan energi terbatas akan menghalangi jalan mereka menuju kemakmuran.

Di banyak kebudayaan - terutama pada masyarakat miskin - perempuan dan anak-anak ditugaskan untuk memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Mereka menjadi sangat bergantung pada bentuk bahan bakar fosil tradisional dan sumber daya alam seperti batu bara dan kayu bakar. Tugas mengumpulkan bahan bakar yang dilakukan rutin setiap hari tidak hanya memakan waktu, tetapi juga energi. Proses penggunaan bahan bakar tradisional membuat pengguna terpapar asap setiap hari, membuat mereka rentan terhadap infeksi saluran respiratorial dan penyakit mata.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di seluruh dunia, dan sebagai tindak lanjut KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan, pemerintah Belanda membuat program pembangunan berkelanjutan yang menekankan hubungan antara kemiskinan dan energi. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah menyediakan akses ke layanan energi untuk 10 juta orang (2 juta keluarga) melalui sarana energi terbarukan berkelanjutan, termasuk biogas.

Pada 25 tahun terakhir, biogas rumah telah diterima secara luas di Asia. Aplikasinya di Negara Nepal dan Vietnam diakui sebagai sebuah kesuksesan oleh negara-negara lain seperti Cina, India, dan negara-negara Asia lainnya yang juga menerapkan teknologi biogas. Keberhasilan program ini adalah karena pendekatannya yang berbasis pasar, keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dan penekanan pada kontrol kualitas. Manfaat langsung dari program-program termasuk peningkatan status perempuan dan peningkatan kesejahteraan keluarga mereka.

Pada tahun 2008, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Indonesia, meminta Kedutaan Besar Belanda untuk mempelajari potensi biogas di Indonesia. Kedutaan kemudian menugaskan SNV untuk melakukan studi kelayakan. Hasil penelitian menunjukkan potensi biogas di Indonesia bisa mencapai satu juta unit dan tingkat pengembalian keuangan menguntungkan (FIRR) untuk petani. Berdasarkan itu, Hivos - didukung oleh SNV - memulai program biogas di (maksimum) delapan provinsi di Indonesia, dengan pendekatan multi-pemangku kepentingan pengembangun-sektor.

Teknologi biogas membawa banyak manfaat, termasuk berkontribusinya terhadap pemberantasan kemiskinan dan penyediaan ketahanan pangan yang lebih besar. Pendekatan BIRU untuk program ini akan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat setempat, membuka lapangan kerja baru, dan juga mempengaruhi ekonomi lokal. Meskipun Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) tidak secara spesifik menargetkan sektor energi, secara tidak langsung teknologi biogas tidak diragukan lagi memiliki dampak positif pada pemenuhan MDGs di negara-negara berkembang.





sumber  :  http://www.biru.or.id/index.php/why-domestic-biogas/

Pemuda Indonesia yang Peduli akan Nasib Bangsanya

Di era modernisasi dan zaman yang serba tekhnologi maju dan canggih (yang kata pak prof. B.J Habibie menyebutnya Hitech) saat ini telah banyak mencetak generasi muda bangsa yang kemampuannya beraneka ragam.Budaya westernisasi,liberalisasi dan hedonisme pun sudah di tiru, ditanamkan dalam pikiran dan hati anak negeri ini. Budaya Timur khususnya Indonesia kita tercinta yang dulunya punya adat sopan santun, rasa malu untuk berbusana minim,seksi dan mengumbar aurat, sekarang sudah berubah jadi trend westernisasi dengan adat tak bermoral. Dahulu para pemuda pendahulu kita menerapkan sistem kekeluargaan,musyawarah dan gotong royong, sekarang sudah menampakkan sifat egoisme, individualisme dan voting.

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah,aparat penegak hukum, aparatur pemerintahan pusat sampai ke aparatur desa banyak sekali dan membutuhkan kontribusi dari para pemuda Indonesia tercinta ini. saya teringat pidato kenegaraan Ir. Sukarno: ” Berikan aku 10 pemuda, maka aku akan mengguncang dunia”. para pejuang sebelum kemerdekaan,saat kemerdekaan dan setelah kemerdekaan sebagian besarnya adalah pemuda. Kenapa sebagian besar para pemuda kita berdiam diri, tidak perduli akan kondisi dan nasib bangsa kita sekarang ini, merasa acuh tak acuh sampai - sampai mencemooh pemerintah dan aparatur negara. Apakah kalian sudah memberikan kontribusi riil untuk negeri Indonesia kita tercinta ini? jawabannya sudah ada di benak kita masing-masing. Mka dari itu kita harus introspeksi diri, memperbaiki diri dan mempersiapkan diri kita untuk kemajuan, eksistensi, keberadaban nilai,norma,akhlak dan ciri khas negeri kita tercinta ini.



Puluhan Pemuda yang tergabung dan Front Persatuan Rakyat (FPR) menggelar aksi di Alun-alun Wonosobo. Mereka menggelar aksi teatrikal dan orasi terbuka yang menuntut kepada pemerintah agar memperhatikan pemuda terutama dalam akses pendidikan dan lapangan kerja.

Aksi puluhan pemuda ini berlangsung sore, terdiri dari Mahasiswa, Pelajar serta sejumlah komunitas pemuda meliputi FMN, AGRA, PEDAS, FKJM serta SERUNI. Kendati hujan deras, aksi dalam peringatan sumpah pemuda ini berjalan hikmat, puluhan pemuda membentangkan sapanduk serta poster di alun-alun sebelah utara. Kemudian acara dibuka dengan pembacaan puisi dan pertunjukan theatrikal yang mengisahkan tentang nasib pemuda baik pelajar, mahasiswa serta pemuda desa ditindas oleh sistem negara.

M Fatah Sururi Koordinator Aksi mengatakan bahwa aksi tetarikal ini ingin menyampaikan bagaimana nasib para pemuda Indonesia saat ini yang ditindas oleh sistem negera. Dia menyebutkan untuk pemuda desa hingga saat ini masih kesulitan dalam mendapatkan akses pendidikan, sedangkan pelajar bisa bersekolah namun pungutan sekolah tinggi dan mahasiswa mengalami hal serupa karena usai lulus kesulitan mencari kerja.

“ Situasi ini mestinya menjadi kewajiban negera untuk mengubahnya,”katanya.
Untuk itu, kata dia, dalam peringatan sumpah pemuda ini, melalaui Fron Perjuangan Rakyat pemuda Wonosobo mendesak kepada pemerintah untuk melakukan kewajibanya dalam beberapa kebijakan diantaranya, alokasikan anggaran pendidikan 20 persen seperti aturan undang-undang, membuka lapangan pekerjaan kepada pemuda agar jumlah pengangguran berkurang.

“Pemuda sering disebut harapan masa depan, namun negara tidak pernah memperhatikan pemuda,”katanya.

Rizky Nur Komariyah dari FMN menambahkan, bahwa kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sangat memperitahinkan karena tuntutan undang-undang agar dialokasikan anggaran 20 persen tidak djuga diwujudkan. Selain itu untuk pengurangan angka pengangguran negara tidak pernah bekerja, disebutkan dia berdasarkan data Unesco jumlah pemuda di Indonesia yang terserap dalam dunia kerja hanya 60 persen tiap tahunya. Selebihnya menganggur.

“ Kalau situasi ini tetap dibiarkan, maka akan berdampak pada kemiskinan serta angka kriminal tinggi,”katanya.
Untuk itu, kata dia, dalam moment sumpah pemuda ini Pemerintah sebagai pemangku kewajiban dituntut melakukan perubahan dengan mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20 persen diluar gaji buru dan operasional sekolah. Selain itu harus memudahkan akses pendidikan bagi pemuda desa serta membuka lapangan pekerjaan.

“ Negara hanya sibuk mengurus politik tanpa melihat nasib para pemuda,” pungkasnya.



sumber  :   http://e-wonosobo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2091:pemuda-tuntut-lapangan-pekerjaan&catid=101:seputar-wonosobo&Itemid=493

Pemuda Dan Sosialisasi

BAB 3
Pemuda Dan Sosialisasi

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi diartikan secara umum sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat.

Internalisasi Belajar dan Sosialisasi

Internalisasi Belajar adalah perubahan dalam masyarakat kearah yang semakin baik. Sedangkan Sosialisasi adalah suatu proses yang mempelajari tentang norma  norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi Belajar dan Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan adanya perubahan kearah yang lebih baik pada masyarakat tersebut.

Proses sosialisasi

Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
  • Tahap persiapan (Preparatory Stage)
  • Tahap meniru (Play Stage)
  • Tahap siap bertindak (Game Stage)
  • Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda

Pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh, dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun belandaskan :

1) Landasaan idiil : Pancasila
2) Landasaan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3) Landasaan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4) Landasaan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945


 
Dalam hal ini Pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok yaitu :
a. Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bengsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
b. Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan –kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fugsional.



Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

a.Idealisme dan Daya Kritis
b.Dinamika dan Kreativitas
c. Keberanian Mengambil Resiko
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
f. Terdidik
g. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan.
h. Patriotisme dan Nasionalisme

Tujuan Sosialisasi

Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
·       Memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
·       Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
·       Membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
·       Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.

Pengertian Perguruan Tinggi & Pendidikan

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen,sedangkan ...
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Alasan mengapa mengenyam Pendidikan Tinggi

  • ·       Mendapatkan wawasan yang jauh lebih luas
  • ·       Menjanjikan masa depan yang jauh lebih baik
  • ·       Berpendidikan
  • ·       Dalam bersikap,bisa lebih baik,karena lebih mengetahui bagaimana cara bersikap yang baik di masyarakat
  • ·       Dapat bersosialisasi dengan baik
  • ·       Terbiasa berorganisasi