TEORI
KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan
oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
A. Tipe
Kepemimpian
Situasi lingkungan bisnis yang
secara dinamis terus berubah menuntut perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Kegagalan dalam mengenal perubahan dan kecepatan beradaptasi
dapat menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya saing yang baik.
Ada empat tipe kepemimpinan
yang dapat digunakan untuk berbagai organisasi:
·
Directive
Adalah salah satu tipe
kepemimpinan tertua dan seringkali disebut juga dengan pendekatan otoriter.
Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dan
mengharapkan mereka untuk segera melakukannya.
·
Participative
Dalam tipe ini, pemimpin
mencari input dari pihak lain dan mengajak orang-orang yang relevan dengan
pembahasan untuk pengambilan keputusan
·
Laissez-faire
Mendorong inisiatif dari banyak
pihak agar bersama-sama memikirkan bagaimana proses pengerjaan sampai
menghasilkan outcome.
·
Adaptive
Gaya kepemimpinan yang mengalir
dan menyesuaikan gaya sesuai dengan keadaan lingkungan dan individu yang
berpartisipasi.
B. Teori - Teori Dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan
(antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara
sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap
sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral
dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri
atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang
menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
Ø Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima
usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
Ø Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang
berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan,
perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima
perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku
pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada
segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta
pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership
continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan.
c)
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori
situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang
disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional
yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional
yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
adalah :
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
* Norma yang dianut kelompok
* Rentang kendali
* Ancaman dari luar organisasi
* Tingkat stress
* Iklim yang terdapat dalam organisasi
4
Gaya Kepemimpinan
1.
Pemberitahu
Gaya ini paling tepat untuk
kesiapan pengikut rendah. Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku
hubungan yang terbatas. Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut
directing) adalah karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu
arah. Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa,
kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan
instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara
langsung.
2.
Penjual
Gaya ini paling tepat untuk
kesiapan pengikut moderat. Ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku
hubungan yang tinggi. Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih
memberi arahan namun ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan
secara emosional terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa
percaya diri pengikut. Gaya ini muncul kala kompetensi individu atau kelompok
meningkat, sehingga pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat
individu atau kelompok belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas proses
dalam pekerjaan.
3.
Partisipatif
Gaya ini paling tepat untuk
kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat. Ini menekankan pada jumlah
tinggi perilaku hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan
pada tahap ini mendorong individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan
dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan.
Gaya ini muncul tatkala pengikut merasa percaya diri dalam melakukan
pekerjaannya sehingga pemimpin tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah.
Pemimpin tetap memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan
cenderung untuk lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu
pengikutnya. Tugas seorang pemimpin adalah memelihara kualitas hubungan antar
individu atau kelompok.
4.
Pendelegasian
Gaya ini paling tepat untuk
kesiapan pengikut tinggi. Ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya
perilaku kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini
cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan
pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada
level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif
karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk mengambil
tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor
berlangsungnya sebuah pekerjaan.
Efektivitas kepemimpinan bukan
hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula
terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan.
Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan
di dalam suatu situasi yang unik. Dari cara pandang ini, seorang pemimpin agar
efektif ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang
berubah-ubah.
SUMBER REFERENSI :
Nama : Putri Citra Rahman
NPM : 15111639
Kelas : 2Ka 30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar