Arifin Noor
Sugiharto bukan sekedar petani jagung biasa, dia merupakan seorang peneliti
jagung dan Dosen Fakultas Pertanian dan Ketua Laboratoruim Bioteknologi
Budidaya Pertanian Universitas Brawijaya. Dedikasinya yang tinggi dalam dunia
pertanian membuatnya mendapat gelar Master dan Doktor dari Universitas Kyushu,
Jepang. Prestasi yang pernah ia lakukan adalah penemuan 6 varietas jagung
unggul yang telah ia daftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian. Diantaranya varietas A2, B2, BIA3, KA11, KG1 dan JM POP4.
Semua penemuan
varietas yang ia temukan memiliki keunggulan rasa yang lebih manis serta tahan
penyakit dan hama tanaman. Rencananya ia
akan mendaftarkan 2 varietas jagung lagi yang baru-baru ini ia teliti yaitu
varietas jagung ungu dan jagung ketan. Pada jagung ketan itu, kandungan senyawa
yang merupakan salah satu penyusun pati hampir menyamai kandungan yang terdapat
pada beras ketan, yaitu 93%. Jagung ketan juga sangat bermanfaat bagi peternakan
sapi, karena bisa meningkatkan produksi susu sekitar 7%.
Motivasinya
melakukan penelitian dan penemuan-penemuan baru terhadap varietas jagung karena
mahalnya harga benih jagung dipasaran yang memberatkan para petani lokal. Benih
jagung biasa dibeli petani dengan harga Rp 50.000/kg, sedangkan benih jagung
manis termurah dibandrol dengan harga Rp 250.000 – 1.000.000/kg. Harga benih
ini jelas mencekik para petani lokal. Padahal jika dilihat dari segi geografis,
Jatim merupakan sentra benih unggul. Bahkan untuk benih jagung, Jatim
mendominasi produksi Nasional. Hal ini disebabkan karena industri benih
dikuasai oleh Perusahaan multinasional. Belum lagi serbuan jagung import yang
mengurangi produktivitas jagung lokal.
Dampak positif
dari hasil penelitiannya, kini petani mendapatkan kepastian harga dan
keuntungan yang di dapat bisa lebih dari 200% jika dibandingkan menanam jagung
secara mandiri. Varietas yang dihasilkan antara lain memiliki umur panen di
daerah dingin 90 hari dan di daerah panas 85 hari. Dengan potensi hasil panen
sekitar 14-16 ton per ha.
Kini
penelitiannya di pusatkan pada varietas jagung ketan dan jagung ungu. Jagung
ungu di taksir memiliki kandungan antosianin cukup tinggi dan baik untuk
penderita kardiovaskular.
Sumber Referensi :
Koran Media Indonesia (Jumat, 11 Oktober 2013)