Senin, 21 Oktober 2013

Mengkomparasikan Catatan Kaki, Kutipan dan Daftar Pustaka Dari 3 Buku

BAB III

3.1 Kesimpulan
Dari ketiga sumber referensi buku disimpulkan bahwa buku yang paling baik dari segi ragam bahasa, penulisan, kutipan dan catatan kaki yang disajikan penulis terdapat pada buku ketiga dengan judul Zaman Gemblung. Kompleksitas jalan cerita dan kutipan-kutipan yang beragam membuat buku tersebut mudah dipahami dan memperluas pengetahuan pembaca akan serapan kata-kata asing yang terkandung didalamnya.

3.2 Saran

Semua buku baiknya mencantumkan daftar pustaka agar pembaca mengetahui sumber kutipan-kutipan yang disajikan penulis dalam cerita. Penggunaan bahasa juga harus diperhatikan. Hindari bahasa-bahasa yang mengandung konotasi negative serta perhatikan struktur kerangka penulisan agar alur cerita mudah dipahami pembaca.

Minggu, 20 Oktober 2013

Jagung Untuk Kemandirian Bangsa



Arifin Noor Sugiharto bukan sekedar petani jagung biasa, dia merupakan seorang peneliti jagung dan Dosen Fakultas Pertanian dan Ketua Laboratoruim Bioteknologi Budidaya Pertanian Universitas Brawijaya. Dedikasinya yang tinggi dalam dunia pertanian membuatnya mendapat gelar Master dan Doktor dari Universitas Kyushu, Jepang. Prestasi yang pernah ia lakukan adalah penemuan 6 varietas jagung unggul yang telah ia daftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. Diantaranya varietas A2, B2, BIA3, KA11, KG1 dan JM POP4.
Semua penemuan varietas yang ia temukan memiliki keunggulan rasa yang lebih manis serta tahan penyakit  dan hama tanaman. Rencananya ia akan mendaftarkan 2 varietas jagung lagi yang baru-baru ini ia teliti yaitu varietas jagung ungu dan jagung ketan. Pada jagung ketan itu, kandungan senyawa yang merupakan salah satu penyusun pati hampir menyamai kandungan yang terdapat pada beras ketan, yaitu 93%. Jagung ketan juga sangat bermanfaat bagi peternakan sapi, karena bisa meningkatkan produksi susu sekitar 7%.
Motivasinya melakukan penelitian dan penemuan-penemuan baru terhadap varietas jagung karena mahalnya harga benih jagung dipasaran yang memberatkan para petani lokal. Benih jagung biasa dibeli petani dengan harga Rp 50.000/kg, sedangkan benih jagung manis termurah dibandrol dengan harga Rp 250.000 – 1.000.000/kg. Harga benih ini jelas mencekik para petani lokal. Padahal jika dilihat dari segi geografis, Jatim merupakan sentra benih unggul. Bahkan untuk benih jagung, Jatim mendominasi produksi Nasional. Hal ini disebabkan karena industri benih dikuasai oleh Perusahaan multinasional. Belum lagi serbuan jagung import yang mengurangi produktivitas jagung lokal.
Dampak positif dari hasil penelitiannya, kini petani mendapatkan kepastian harga dan keuntungan yang di dapat bisa lebih dari 200% jika dibandingkan menanam jagung secara mandiri. Varietas yang dihasilkan antara lain memiliki umur panen di daerah dingin 90 hari dan di daerah panas 85 hari. Dengan potensi hasil panen sekitar 14-16 ton per ha.
Kini penelitiannya di pusatkan pada varietas jagung ketan dan jagung ungu. Jagung ungu di taksir memiliki kandungan antosianin cukup tinggi dan baik untuk penderita kardiovaskular.

Sumber Referensi  :  Koran Media Indonesia (Jumat, 11 Oktober 2013)

Penggunaan Bahasa Indonesia



Faktor – faktor yang mempengaruhi sempurna atau tidaknya sebuah tulisan :
  1. Ragam Bahasa
  2. Ejaan
  3. Diksi
  4. Kalimat
  5. Alinea & Pembangunya
  6. Kerangka Karangan
  7. Kutipan & Catatan kaki
  8. Abstraksi & Daftar Pustaka
Dari Segi Naratif :
Tujuan dari adanya faktor-faktor penentu diatas adalah supaya kita mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik secara lisan dan tulisan sebagai sarana penyampaian gagasan ilmiah.
Namun pada penerapannya tidak semua factor diatas mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang baik bagi masyarakat. Budaya globalisasi yang marak di lingkungan sekitar mendorong masyarakatnya untuk berbicara dan berperilaku sesuai dengan trend mode saat ini.
Ragam bahasa yang sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) kini jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Karena bahasa yang menggunakan EYD dianggap kuno dan ketinggalan jaman khususnya bagi masyarakat remaja saat ini. Cara penyampaian gagasan ilmiah yang tepat agar dapat dicerna masyarakat di era modern ini tidak lagi diperlukan pidato-pidato resmi. Mereka lebih tertarik pada ajakan-ajakan yang bersifat persuasifedengan menggunakan pendekatan yang mudah mereka pahami seperti seminar atau penyuluhan.
Selain cara penggunaan bahasa Indonesia secara lisan, ada juga penyampaian gagasan atau pemikiran-pemikiran dengan menggunakan tulisan. Dengan menggunakan media ini masih banyak para penulis dilingkungan masyarakat yang memperhatikan faktor-faktor penentu diatas sebagai acuan mereka dalam pembuatan sebuah karya dalam bentuk tulisan. Baik itu karya ilmiah, artikel atau karangan fiksi. Karena karya yang baik ditentukan dari pemilihan bahasa, struktur penulisan, ejaan dan pemilihan kalimat yang tepat agar pembaca dapat mengerti isi dari karangan yang telah ditulis oleh penulis.
Kutipan dan catatan kaki juga diperlukan sebagai bahan referensi pembaca dan menambah pengetahuan pembaca mengenai kata-kata asing yang baru mereka ketahui. Jadi tidak semua cara penyampaian gagasan atau pemikiran menggunakan ragam bahasa yang kaku dan resmi. Semua itu bergantung pada objek atau sasaran utama yang akan kita sampaikan. Walaupun ragam bahasa itu tidak semuanya mengarah pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun alangkah baiknya jika kita menyampaikan idea tau gagasan kita menggunakan pendekatan yang mudah dipahami oleh masyarakat.