Sabtu, 04 Mei 2013

GAYA KEPEMIMPINAN YANG IDEAL


GAYA KEPEMIMPINAN YANG IDEAL

Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali dan menyediakan besaran pembinaan yang tepat bagi bawahan. Selain itu pemimpin tersebut nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, meliputi nyaman dengan posisi sebagai pemegang kekuasaan, percaya diri dengan kemampuannya untuk memimpin, dan kemampuan untuk mendengarkan perasaan dan kata-kata orang lain.
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu memahami dan memenuhi tiga jenis kebutuhan dalam oganisasi, yaitu kebutuhan tugas, kebutuhan individu, dan kebutuhan tim. Konsep fungsi kepemimpinan efektif berdasarkan beberapa pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa konsep kepemimpinan efektif adalah konsep kepemimpinan yang memperhatikan relasi dan kebutuhan antara pemimpin dan pengikut, di mana di dalamnya terdapat karakteristik yang menjadi instrumen untuk menghasilkan output kepemimpinan. Instrumen kepemimpinan tersebut merupakan hubungan yang didasari oleh kebajikan moral dan sosial.


Ketika seorang pemimpin bersedia memahami bawahan maka bawahan akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan diri sendiri. Dengan adanya kepemimpinan partisipatif maka membuka ruang bagi pemberdayaan staf untuk berhubungan dengan bawahan. Ini artinya, pemimpin yang efektif harus memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi bawahan, situasi lingkungan. 

Contoh Kepemimpinan Yang Ideal
Menurut saya gaya kepemimpinan nyata yang cukup ideal di Indonesia yaitu saat penggantian Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo..
Ideal dalam arti "sesuai dengan yang dicita-citakan". Pejabat yang tak bisa mengikuti irama kerja mereka akan menerima konsekuensi pencopotan jabatan. Padahal biasanya, dalam setiap pergantian pejabat pemerintahan selalu dengan basa-basi "sebagai hal rutin" yang dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Kepemimpinan baru Pemprov DKI membawa harapan besar bagi warga Jakarta. Tak hanya menampilkan gaya birokrasi merakyat yang jauh dari pamrih pencitraan, tapi juga terobosan sebagai bagian utuh komunikasi yang merakyat, bahan keputusan publik.
Gaya memerintah dari belakang meja mereka tinggalkan. Semula terobosan Jokowi sempat menimbulkan kekhawatiran. Namun, Jokowi-Basuki membalikkan semua. Mereka berbagi kerja dan tak saling menjegal.
Perubahan yang mereka bawakan tidak hanya slogan kampanye, tetapi kinerja sehari-hari. Tidak hanya populer berkat liputan media, tetapi juga keberanian mengambil keputusan sebagai pemimpin berkarakter. Tidak hanya obral janji namun bertindak sebagai pemimpin yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Aspirasi kritis yang disampaikan sejumlah pihak terus diperlukan tanpa lupa mengapresiasi keberhasilan. Kesigapan menangani banjir dan kebijakan kartu sehat, sekadar contoh keberhasilan.
Kepemimpinan ideal yang bersinergi dengan responsive selain menampilkan gaya melayani, juga menuntut syarat keberanian. Keberanian dilakukan tidak oleh kuatnya jumlah pendukung, tetapi oleh keyakinan dan kredibilitas pribadi dan kompetensi sang pemimpin.
Bobot dan wilayah persoalan kepemimpinan daerah memang tak sebesar kepemimpinan nasional. Namun, kriteria dasar kepemimpinan daerah merupakan miniatur kriteria kepemimpinan nasional. Contohnya upaya pemberantasan korupsi. Niscaya tak cukup dengan memperkuat perangkat dan aparat hukum, tetapi terlaksananya prinsip fiat justitia ne pereat mundus (keadilan harus ditegakkan agar dunia tidak hancur) tanpa pandang bulu.
Prinsip bijak itu tak mudah diwujudkan, apalagi dengan dikedepankannya kepentingan politis-pragmatis-sempit dan hilangnya kredibilitas kepemimpinan karena terjerat kasus hukum. Keberhasilan kepemimpinan ideal responsif niscaya terbuka lebar bagi pemimpin daerah dan nasional yang punya kredibilitas, kompetensi, dan keberanian berpihak pada kepentingan rakyat banyak.

Semoga akan ada banyak calon-calon pemimpin bangsa baru yang memiliki terobosan baru untuk memajukan bangsa tanpa pandang bulu dan bertindak berdasarkan hati nurani tidak sekedar obral janji. Namun mengabdi kepada Negara serta membenahi birokrasi dan tata kota yang belum terorganisir dengan semestinya.



Nama                    :  Putri Citra Rahman
NPM                      :  15111639
Kelas                     :  2Ka 30

TEORI KEPEMIMPINAN


TEORI KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

A.  Tipe Kepemimpian

Situasi lingkungan bisnis yang secara dinamis terus berubah menuntut perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kegagalan dalam mengenal perubahan dan kecepatan beradaptasi dapat menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya saing yang baik.
Ada empat tipe kepemimpinan yang dapat digunakan untuk berbagai organisasi:
·         Directive
Adalah salah satu tipe kepemimpinan tertua dan seringkali disebut juga dengan pendekatan otoriter. Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengharapkan mereka untuk segera melakukannya.
·         Participative
Dalam tipe ini, pemimpin mencari input dari pihak lain dan mengajak orang-orang yang relevan dengan pembahasan untuk pengambilan keputusan
·         Laissez-faire
Mendorong inisiatif dari banyak pihak agar bersama-sama memikirkan bagaimana proses pengerjaan sampai menghasilkan outcome.
·         Adaptive
Gaya kepemimpinan yang mengalir dan menyesuaikan gaya sesuai dengan keadaan lingkungan dan individu yang berpartisipasi.

B.  Teori - Teori Dalam Kepemimpinan

a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.


Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:


Ø  Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.


Ø  Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan.

c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian adalah :
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
* Norma yang dianut kelompok
* Rentang kendali
* Ancaman dari luar organisasi
* Tingkat stress
* Iklim yang terdapat dalam organisasi 


4 Gaya Kepemimpinan
1.       Pemberitahu
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut rendah. Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas. Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut directing) adalah karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.
2.       Penjual
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut moderat. Ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku hubungan yang tinggi. Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut. Gaya ini muncul kala kompetensi individu atau kelompok meningkat, sehingga pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat individu atau kelompok belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas proses dalam pekerjaan.
3.       Partisipatif
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat. Ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan. Gaya ini muncul tatkala pengikut merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya sehingga pemimpin tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya. Tugas seorang pemimpin adalah memelihara kualitas hubungan antar individu atau kelompok.
4.       Pendelegasian
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi. Ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.
Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan.   Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik. Dari cara pandang ini, seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah.
SUMBER REFERENSI  :


Nama                    :  Putri Citra Rahman
NPM                      :  15111639
Kelas                     :  2Ka 30

PERILAKU KONSUMEN


PERILAKU KONSUMEN

Konsumen merupakan orang yang membeli suatu barang atau jasa untuk kemudian dijual kembali atau  digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dimasyarakat.
Perilaku konsumen adalah suatu interaksi atau hubungan timbale balik yang dinamis antara manusia dengan lingkungan dalam bidang ekonomi dimana manusia melakukan pertukaran dalam berbagai bidang dalam kehidupan mereka.
Teori perilaku konsumen sangat penting dalam bisnis karena dalam mencapai tujuan pemasaran, sangatlah bergantung pada pengetahuan, pelayanan, dan pengaruh pada konsumen. Dengan mengetahui teori ini, kita bisa lebih mudah dalam menetapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai target pemasaran kita.
teori perilaku konsumen

Penjelasan tentang Teori Perilaku Konsumen

  1. Perilaku konsumen adalah dinamis. Ini karena pemikiran, perasaan, daan tindakan dari setiap individu konsumen, kelompok sasaran konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan, adalah selalu berubah-ubah.
  2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi. Hal ini melibatkan interaksi antara pemikiran orang-orang, perasaan, tindakan, dan lingkungan.
  3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran. Pertukaran ini terjadi pada sesama manusia. Misalnya kegiatan jual beli yang dilakukan di pasar perdagangan.

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal :
1.       Merancang sebuah strategi pemasaran yang baik
Misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.       Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
3.       Pemasaran sosial
Yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

 Faktor-faktor yang memengaruhi

Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
  1. Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.[1]
  3. Pembentukan sikap merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
  4. Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.


Sedangkan menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
·         Pengaruh lingkungan,
Terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
·         Perbedaan dan pengaruh individu
Terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
·         Proses psikologis,
Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen

1.       Pendekatan Interpretif
Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.       Pendekatan tradisional
Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
3.       Sains pemasaran
Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Perilaku konsumen dapat disimpulkan, yaitu suatu proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen.



SUMBER REFERENSI  :
http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/2012/06/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/
http://hendridwirus.blogspot.com/2012/10/contoh-kasus-perilaku-konsumen.html


Nama                    :  Putri Citra Rahman
NPM                      :  15111639
Kelas                     :  2Ka 30

PERILAKU PRODUSEN


PERILAKU PRODUSEN

Pengertian Produksi adalah suatu kegiatan atau proses menghasilkan barang dan jasa. Orang yang menghasilkan barang dan jasa disebut Produsen atau yang biasa kita sebut pengusaha. Produksi juga memiliki fungsi, fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi roti. Dalam fungsi produksi, roti itu bisa diproduksi dengan berbagai macam rasa. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain.
Sadar atau tidak, produsen sangat berpengaruh terhadap masyarakat karena produsen yang menyediakan sebagian dari kebutuhan kita. Namun, produsen tidak asal menyediakan keperluan masyarakat. Dalam memproduksi barang yang akan disalurkan, produsen juga memiliki tahap-tahap yang harus dijalankan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, para produsen juga harus jujur dalam pembuatan produksinya maupun dalam penjualan produksinya agar masyarakat dapat tetap percaya kepada produsen yang bersangkutan.
Perilaku Produsen Dalam Kegiatan Perekonomian
Bagi Masyarakat
Manfaat yang diberikan oleh tanggung jawab sosial produsen kepada masyarakat adalah beberapa kepentingan dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan sangatlah jelas. Selain beberapa kepentingan masyarakatdiperhatikan oleh perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan pandanganbaru mengenai hubungan perusahaan dengan masyarakat. Hubunganmasyarakat dan dunia bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat dan lingkungan yang lebih baik.


Bagi Pemerintah
Pemerintah sebagai pihak yang bertugas mengubah tatanan masyarakat kearah yang lebih baik akan mendapat partner untuk menjalankan sebagian tugas pemerintah dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Dalam hal ini adalah perusahaan atau organisasi bisnis.
Pemerintah sebagai pihak yang mempunyai legitimasi untuk mengubahtatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapatkan partner dalammewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapatdijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi .
Strategi Dalam Teori Perilaku Produsen
1.      Pengorganisasian
Produsen harus dapat mengatur keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengorganisasian ini, rencana di lakukan dalam sebuah pembagian kerja yang terdapat kejelasan tentang bagaimana tujuan dan rencaana akan dilaksanakan, dikoorninasikan dan dikomunikasikan.
Produsen harus dapat mengalokasikan keseluruhan sumberdaya yang ada (dimiliki) oleh perusahaan untuk mencapai tujuandan rencana perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam peng-organisasian ini, rencana dan tujuan perusahaan diturunkan dalamsebuah pembagian kerja yang terdapat kejelasan tentang bagaimanarencana dan tujuan perusahaan akan dilaksanakan, dikoordinasikan ,dan dikomunikasikan.
2.      Pengarahan
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana rencana yang telah tersusun dapat terlaksana. Agar rencana terwujud, maka pridusen harus membimbing anak buahnya.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan produsen adalah bagaimana keseluruhan rencana yang telah diorganisir tersebut dapat diimplementasikan. Agar rencana terwujud, produsen wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.

3.      Pengendalian
Produsen harus tetap mengontrol apa yang tlah dilakukan. Karena ini bersangkutan dengan pencapaian tujuan. Walaupun semua rencana yang telah ditetapkan berjalan dengan lancar, belum tentu tujuan yang diinginkan terwujud dengan sendirinya. Maka dari itu diperlukan pengendalian dan pengawasan dari produsen atau pengusaha yang bersangkutan.
Produsen harus melakukan kontrol terhadap apa yang telah dilakukan.Hal ini terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan. Karena, walaupunrencana yang sudah ada dapat diatur dan digerakkan dengan jitu tetapi belummenjamin bahwa tujuan akan tercapai dengan sendirinya.

Perilaku produsen yang merugikan masyarakat dan yang mengutamakan kepentingan masyarakat
Indonesia sebagai Negara agraris yang memiliki berbagai macam jenis beras, seperti beras merah, beras hitam dan beras putih dengan berbagai manfaat di dalam beras tersebut yang menjadikan masyarakat Indonesia kecanduan akan beras yang telah diolah (nasi), sehingga muncul istilah “kalau belum makan nasi artinya belum makan”. Karena itulah penjual beras di Indonesia bisa di bilang banyak, dengan berbagai jenis beras dari berbagai jenis merk,sehingga pengaruh terhadap kebutuhan pokok tinggi.
Sebagai negara yang mengkonsumsi beras tertinggi di dunia, kebutuhan masyarakat Indonesia akan beras sangatlah tinggi. Hal itu yang sering dimanfaatkan oleh produsen yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan lebih dengan cara curang, seperti kasus memutihkan beras dengan larutan Peroksida ( ). Produsen curang tersebut membeli beras dengan kualitas buruk lalu memutihkannya dan menyemprotkan aroma pandan sehingga terlihat seperti beras kualitas super. Lalu mereka juga memalsukan merk. Dan pada akhirnya masyarakatlah (konsumen) yang harus pintar pintar memilih beras ataupun barang yang akan di konsumsi.
SUMBER REFERENSI :


Nama                    :  Putri Citra Rahman
NPM                      :  15111639
Kelas                     :  2Ka 30

PENENTUAN HARGA, PERMINTAAN DAN PENAWARAN


PENENTUAN HARGA, PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A. PERMINTAAN
Permintaan adalah sesuatu hal yang berupa barang atau jasa yang di minati oleh pembeli dengan berbagai tingkat harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat social dalam pasar ekonomi.

Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta. Adanya kenaikan permintaan menyebabkan kenaikan harga pada harga ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium. Penurunan permintaan akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium.
Saat ini handphone ber-OS Android sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin Android sudah dianggap kuno.
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
Permintaan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara lain:
1. Permintaan Menurut Daya Beli
2. Permintaan Menurut Jumlah Subjek Pendukungnya
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah.
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.  Penawaran Individu
     Penawaran individu adalah menawarkansejumlah barang yang akan dijual oleh seorang
2.  Penawaran Kolektif
     Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar.
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
2. Mempertahankan perusahaan.
3. Meraih ROI (Return on Investment).
4. Menguasai Pangsa Pasar
5. Mempertahankan status quo
a. sasaran perusahaan
b. tahapan produk dalamproduct life cycle (daur ulang suatu produk)
c. kondisi persaingan. 
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.


Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan adalah :
1.       Perilaku Konsumen
2.        Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
3.       Pendapatan/Penghasilan konsumen
4.       Perkiraan harga dimasa depan
5.       Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
6.       Intensitas Kebutuhan Konsumen
Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara mendesak dan dirasakan pokoknya oleh konsumen, maka jumlah permintaan akan mengalami peningkatan.

Jenis Permintaan
Pada era yang modern saat ini semua teknologi dirancang sangat canggih guna membantu distributor dan produsen memenuhi permintaan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat di pasar ekonomi. Namun persaingan yang cukup sulit antara merk yang satu dengan merk yang lain membuat para produsen berlomba-lomba membuat terobosan yang lebih efisien, murah dan lengkap bagi konsumen mereka. Terkadang jumlah permintaan yang ditawarkan tidak sebanding dengan banyaknya modal yang mereka keluarkan.

B. PENAWARAN
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang akan di produksi atau ditawarkan pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu untuk dijual dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.
Hukum Penawaran :
Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Dalam Hukum Penawaran jumlah barang yang akan ditawarkan berbanding lurus dengan tingkat harga. Hukum Penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:

Faktor yang mempengaruhi Penawaran:
1.       Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
2.       Tujuan Perusahaan
3.       Pajak
4.       Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
5.       Prediksi / perkiraan harga di masa depan

Jenis Penawaran
     penjual ke konsumen secara langsung.
Teori penawaran dan permintaan dalam ilmu ekonomi menggambarkan hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari satu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas barang yang terjual di pasar. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.

C.  PENENTUAN HARGA KESEIMBANGAN
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Tujuan Penentuan Harga :
Pendekatan Dalam Penentuan Harga :
·         Pendekatan supply dan demand
·         Pendekatan yang berorientasi ke biaya
·         Pendekatan pasar

Ada berbagai strategi penentuan harga yang bisa digunakan. Pertimbangan-pertimbangan yang seringkali digunakan dalam strategi penentuan harga yang dipakai adalah :

Beberapa strategi yang bisa digunakan antara lain :
1.       Skimming pricing: penentuan harga tinggi saat produk pertama memasuki pasar.
2.       Penetraling pricing: penentuan harga rendah untuk menembus pasar dan mendapatkan pangsa pasar baru.
3.       Odd pricing: penentuan harga dengan mengurangi sedikit dari jumlah tertentu (misal: Rp 9.995)
4.       Follow the leader pricing: penentuan harga didasarkan pada harga yang ditentukan pemimpin pasar.
5.       Price Lining: penentuan harga yang berbeda unutk tiap model produk yang berbeda dan jenis produk tertentu
6.       Relative Pricing: penentuan harga yang bisa jadi lebih besar, sama, atau lebih kecil dari pesaing.
7.       Psychological pricing: praktek pemasaran didasarkan pada teori bahwa harga tertentu memiliki dampak psikologis.
8.       Multiple unit pricing: Akan mendapatkan harga lebih murah jika membeli dalam jumlah besar.
9.       Leader Pricing : Menjual barang yang menarik di bawah harga pasar
10.   Price discount: pemotongan berdasarkan persentase dari harga yang telah ditetapkan.

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Penentuan Harga Keseimbangan (Eqilibrium Price)


SUMBER REFERENSI  : 
http://ekhafr.blogspot.com/2012/03/penentuan-harga-permintaan-dan.html

Nama                    :  Putri Citra Rahman
NPM                      :  15111639
Kelas                     :  2Ka 30